Ilmu tentang itu akan disebut magicology, miracology, dan divinology, yang berdampingan dengan ilmu pengetahuan konvensionil.da hal-hal ajaib pada masa lalu yang kini telah menjadi hal biasa. Telepon genggam, teleconferencing, penerbangan antar benua, satelit cuaca, robot, teknologi laser, adalah contohnya. Saat ini, masih banyak hal-hal aneh dan gaib yang masih tetap misterius tanpa bisa dijelaskan oleh logika. Karomah los administradores yang membuat mereka bisa berada di dua tempat pada saat yang sama, kesaktian kiai yang bisa membaca niat pikiran tamu yang menghadap, para pendeta Budhha di Tibet yang bisa melayang 50 cm di udara ketika bersemedi, dukun Voodoo Afrika yang bisa membuat orang di seberang lautan menjerit kesakitan, dan praktek-praktek gaib lainnya di berbagai pelosok dunia, memperagakan hal-hal yang tidak dipahami akal saat ini
Peter Lorie dan Sid Murray Clark, dua orang futurologis, meramalkan
dalam su libro Historia of the Future, bahwa 600 tahun kedepan,
manusia akan mengadopsi mistik dan magic sebagai suatu realita dan merupakan
sisi lain dari gejala ilmiah dalam kehidupan alam ini. Ilmu tentang itu akan
disebut magicology, miracology, dan divinology, yang berdampingan dengan ilmu
pengetahuan konvensionil. Kecenderungan ke arah sana sudah berlangsung. Ada
penelitian tentang Extra Sensory Perception (ESP) yang mendalami kemampuan
mengetahui benda di ruang lain hanya dengan “merasa”. Ada ilmu telepati yang
menelusuri kemampuan berkomunikasi tanpa alat. Ada ilmu tele-kinetik yang bisa
membengkokkan garpu dari jarak jauh. Manusia akan menyadari bahwa tidak semua
benda harus berperilaku sesuai dengan ilmu pengetahuan yang berlaku.
Sebenarnya tidak usah menunggu enam abad lagi, Islam sudah sejak awal
menetapkan bahwa percaya pada yang gaib adalah syarat menjadi orang bertakwa.
Keutamaan ilmu dalam Islam tidak hanya merujuk pada ilmu sains teknologi modern
saja, tetapi meliputi ilmu dalam segala dimensi yang sudah maupun yang belum
ditemukan.
Saat ini, beberapa hal ajaib dan mistik mulai bisa dijelaskan secara
ilmiah. Prof. Ir. Lilik Hendrajaya, M.Sc, Ph.D, mantan Rektor ITB, berhasil
menjelaskan secara teori ilmu fisika tentang fenomena penumpukkan energi
melalui latihan pernafasan. Tenaga yang didapat dengan menahan nafas bisa
disalurkan secara ajaib sehingga membuat musuh terpental tanpa disentuh. Tenaga
itu juga bisa dipakai untuk mendiagnosa penyakit melalui telepon.
Banyak orang yang menyangka bahwa itu adalah ilmu gaib, mistik, dan meminta
bantuan Jin. Tetapi beliau secara ilmiah menguraikan bahwa darah manusia
tersusun dari atom oksigen (02) dan atom besi (Fe). Pada waktu bernafas biasa,
oksigen jumlahnya berlimpah dalam paru-paru dan molekul darah dengan mudah
menyerapnya tanpa melakukan pengaturan apa-apa. Tetapi sewaktu nafas ditahan,
cadangan oksigen dalam paru-paru secara berangsur-angsur berkurang diserap oleh
darah yang terus mengalir. Supaya tetap mendapatkan kadar oksigen sejumlah yang
diperlukan, molekul darah (hemoglobin) mengatur diri “berbaris” secara serial
dengan urutan: atom besi (Fe) — rantai protein — atom besi (Fe) — rantai
protein, dan seterusnya. Akibatnya, darah di dalam pembuluh darah akan
membentuk barisan simetris. Posisi ini akan memudahkan proses pengikatan
oksigen dan oksidasi. Atom besi –yang bersifat paramagnetik dan ferromagnetik–
dalam hemoglobin yang tersusun simetris tadi, membuat darah menjadi bersifat
magnetik teratur atau disebut terpolarisasi magnetik. Fenomena yang dihasilkan
antara lain:
1. Tubuh manusia menjadi mengeluarkan medan magnet dan memiliki dua kutub,
kutub utara dan kutub selatan.
2. Darah bermagnet yang mengalir menimbulkan medan magnet yang dinamik,
yaitu memancarkan gelombang elektromagnet.
Pancaran medan magnet dari tubuh orang tersebut akan berinteraksi dengan
medan magnet bumi, maupun dengan medan magnet yang berasal dari orang lain.
Selanjutnya jika dua kutub yang terpancar searah dengan medan magnet luar,
orang tersebut akan terdorong maju atau ke belakang. Sedangkan jika membentuk
sudut dengan arah medan magnet luar, orang tersebut akan terputar. Medan magnet
yang dipancarkan bisa menginduksi, mengimbas orang lain, sehingga tampak
seperti menyedot atau memutar tubuh orang lain tanpa menyentuhnya. Hal ini juga
bisa terjadi dalam praktek penyembuhan orang lain.
Pancaran gelombang elektromagnetik dari tubuh seseorang yang darahnya
terpolarisasi, menghasilkan pancaran tenaga (panas) dan aura. Pancaran ini
dapat “dilihat” oleh orang lain melalui suatu “tuning” yaitu interferensi dan
resonansi dari dua gelombang yang berasal dari kedua orang tadi ketika
frekuensinya sama. Interferensi ini menjadi jalan masuknya informasi antar
kedua orang tadi. Bila jaraknya jauh, disebut telepati. Sedangkan fenomena
biologis akibat terpolarisasinya darah adalah antara lain:
1. Darah yang molekulnya teratur, terpolarisasi, akan mudah dioksidasi,
dibersihkan dari sel-sel asing dan sel-sel organ tubuh yang rusak akan mudah
dibangun kembali dengan sari makanan yang dibawa oleh darah. Ini berarti
lancarnya metabolisme. Darah yang tidak terpolarisasi, susunannya tidak teratur
dan disela-selanya sering bersarang sel-sel asing, bakteri, virus sehingga
sukar dioksidasi.
2. Debu elektrostatik dari luar tubuh, terutama debu virus atau kuman
penyakit akan terlempar sebelum menyentuh tubuh, karena ditolak oleh medan
magnet tubuh.
Secara fisika, suatu medan magnet terpolarisasi yang mengandung energi dan
informasi dapat disimpan dalam zat yang juga magnetik. Contohnya penyimpanan
data dalam pita kaset musik, disket komputer, compact disk, dsb. Penyimpanan
tenaga dalam dapat bersifat sementara maupun permanen. Prosesnya berlangsung
dengan jalan pengimbasan pada zat magnetik melalui kekuatan pikiran. Adapun zat
magnetik yang baik untuk penyimpanan tersebut antara lain oksigen (02), darah,
tanah liat, kristal, logam kelompok besi, kumparan logam (solenoid) y agua
(H20).
Penemuan Prof. Lilik tersebut membuat kita tersentak. Betapa tipisnya batas
antara mistik dan ilmiah. Kita harus terus berusaha memecahkan rahasia-rahasia
kejadian ajaib secara ilmiah untuk menyelamatkan aqidah kita. Namun, kita pun
tak boleh mengingkari adanya jalur ilmu berdimensi lain yang memang ada di alam
ini.
Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar