Rabu, 19 September 2012

Ilustrasi (Gelar Agryano Soemantri/Okezone)

SUCI pernah berkata, mengucapkan kata cinta itu mudah. Tapi, untuk mengerti apa artinya sangat sulit. Suci tak pernah menemukan arti kata cinta. Ia selalu bertanya apa itu cinta?
 
Mungkin cinta adalah seperti kaki kanan dan kaki kiri yang selalu berpasangan, tak pernah lelah untuk menopang tubuhnya? Atau mungkin cinta adalah seperti tubuhnya, apabila salah satunya terluka yang lain ikut merasakan?
 
Tangan terluka, maka mata ikut menangis. Selanjutnya mata mengeluarkan air, maka tangan ikut mengusapnya. Apakah cinta seperti itu?, selalu mengerti terhadap satu sama lain. Tapi itu tidak mungkin. Kalau cinta seperti itu, mengapa ada orang yang mengkhianati cinta, mendustakan cinta, bahkan memalsukan cinta.
 
Suci selalu mengeja huruf demi huruf dari kata cinta, untuk mengartikan apa itu cinta. Mungkin, setiap orang di dunia ini, memiliki arti kata cinta. “Ce. I. eN. Te. A. cinta,” itu katanya. Tak terhitung lagi ia mengucapkan kata itu. Namun, Suci tak juga memiliki arti kata cinta untuk dirinya sendiri. Memikirkan arti cinta saja hidupnya Suci sudah rumit. Apalagi ia harus berperan memainkan kata cinta. Tidak mungkin baginya untuk memainkan peran itu.
 
Suci memang sudah tumbuh dewasa. Tapi, ia tak pernah bercinta. Sahabatnya telah menemukan cintanya sendiri. Suci pernah bertanya kepada sahabatnya. “Sob, aku ingin bertanya kepadamu. Kalau kamu memang telah menemukan cintamu, apa itu cinta,” tanya Suci kepada sahabatnya.
 
Dengan santai sahabatnya menjawab, “Cinta, yah aku telah menemukannya. Namun, aku tak bisa mengartikan kata cinta itu sendiri. Sebagian cinta itu tumbuh dalam hati saya. Setelah saya menemukan pujaan hati, sebagian cinta saya itu, menyatu dengan cinta punjaan hati saya. Hingga cinta saya itu menjadi untuh,” jawab sahabat Suci dengan puitis.
 
Suci hanya mengeluh, mengapa begitu rumit sekali mengartikan kata cinta.
Semakin sering Suci mengucapkan kata cinta, semakin susah Suci mengartikan kata cinta. Kata cinta seperti misteri aneh di dalam hidup Suci, sulit dipecahkan. Harus ada seorang detektif untuk memecahkan misteri ini, detektif itu adalah dirinya sendiri. Sepertinya ada magnet yang selalu melekatkan Suci dengan kata cinta, susah baginya untuk melupakan kata cinta.
 
Di dalam hari-harinya, Suci selalu menghubungkan semuanya dengan cinta untuk menemukan arti kata cinta itu sendiri. Dari ia masih remaja hingga dewasa ia mencari dan mengartikan kata cinta, namun tak pernah ditemukannya. Pernah si pernah, tapi tak masuk dalam logikanya. Arti cinta seperti apa yang ia inginkan? ia pun tak tahu seperti apa. Yang penting baginya tercerna oleh akal sehatnya.
 
Setiap pagi Suci bangun dari tidur, ia tidak pernah lupa bertanya pada dirinya sendiri apa itu cinta?. Sudah beribu cara telah Suci lakukan untuk mengartikan kata cinta. Sudah tidak terhitung lagi berapa banyak, Suci mengucapakan kata cinta dan apa itu cinta. Sekarang kata cinta telah dimakan usia.
 
Waktu senja Suci telah menjemput dan hingga saat Suci menutup matanya kembali untuk yang terakhir. Sayangnya, Suci belum juga menemukan arti pertanyaan yang selalu bersamanya setiap hari, apa itu cinta? Kata cinta telah dibawanya pergi ke alam akhirat untuk selamanya. Semoga Suci menemukan arti kata cinta dan cinta sejatinya yang suci di surga, seperti namanya, Suci.
 
Penulis: M Hendizal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar